laman

Senin, 21 Januari 2013

Layang-Layang Tradisional Kaghati

Layang-layang kaghati adalah layang-layang tradisional masyarakat suku bangsa Muna. Hal tersebut diketahui dari peninggalan praserjarah yang ditemukan di situs Liang Kobori. Para peneliti dari Jerman menemukan lukisan-lukisan yang menunjukkan aktivitas suku bangsa Muna purba yang sedang menjalankan ritual menggunakan media layang-layang.
layang-layang kaghati
Sumber : tourismresort-indonesia.blogspot.com

Latar belakang adanya layang-layang kaghati ini adalah masyarakat suku bangsa muna purba menyembah api yang dipercaya sebagai manifestasi Tuhan. Mereka meyakini bahwa sumber api adalah matahari. Oleh karena itu, cara mereka mencapai Tuhan dengan menerbangkan layang-layang kaghati selama tujuh hari. Tepat pada hari ketujuh, tali layang-layang tersebut diputus agar bisa terbang menuju langit tempat Tuhan mereka (matahari) berada. Layang-layang yang lepas tersebut dipercaya akan memberi perlindungan kepada masyarakat suku bangsa Muna dari siksa api neraka setelah mereka meninggal.

Dalam perkembangannya setelah agama islam masuk ke Muna, ritual tersebut sudah tidak dilaksanakan lagi. Namun, sampai sekarang masyarakat setempat masih sering menerbangkan kaghati sebagai media hiburan. Ada pula masyarakat yang memanfaatkannya untuk menjaga sawah atau ladang dari serangan burung dan babi hutan.

Untuk melestarikan keberadaan layang-layang kaghati, layang-layang ini sering diikutsertakan dalam perlombaan tingkat nasional dan internasional. Bahkan, pada tahun 1996 dan 1997 layang-layang kaghati mendapat penghargaan dari kalangan pecinta layang-layang sebagai layang-layang yang paling alami.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat layang-layang kaghati adalah tumbuh-tumbuhan yang ada di Kabupaten Muna. Bahan tersebut adalah daun kolope (ubi hutan) dan bambu rami sebagai bahan utama. Masyarakat juga menggunakan serat daun nenas hutan yang dipintai untuk benangnya. Untuk merangkai bahan layang-layang tersebut digunakan kulit bambu yang dihaluskan dan diruncingkan. Selanjutnya untuk menyeimbangkan layang-layang masyarakat melengkapinya dengan kayu yang dipotong-potong berukuran kecil. Potongan katu tersebut dipasang pada sayap kiri dan kanan layang-layang. Dengan bahan yang alami tersebut layang-layang kaghati dapat terbang tinggi dan bertahan lama di udara.

Sumber: pesona wisata sulawesi tenggara.

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...