laman

Senin, 29 Desember 2014

Cuaca Buruk Lagi-lagi Membawa Duka

Seperti namanya, cuaca buruk berindikasi pada kondisi buruk yang dapat menyebabkan bencana. Banyak kejadian bencana di Indonesia disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk. Bencana yang paling sering terjadi seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, kekeringan maupun kecelakaan pesawat merupakan bencana yang tidak lepas dari peranan cuaca maupun iklim. Namun tentu saja kondisi cuaca/iklim tidak selalu menjadi penyebab utama suatu bencana. Keadaan lingkungan turut memegang peranan yang sangat besar pada terjadinya bencana. Hujan lebat yang turun di hutan dan di kota jelas membawa dampak yang berbeda.

Pada minggu, 28 Desember 2014, masyarakat Indonesia maupun dunia dihebohkan dengan kabar hilangnya kontak pesawat komersial Air Asia QZ 8501 di wilayah perairan antara pulau Bangka Belitung dan Pontianak. Informasi terbaru menyatakan bahwa musibah ini diakibatkan oleh kondisi cuaca buruk pada jalur penerbangan dari bandara Juanda Surabaya menuju bandara Changi Singapur.
Riwayat kecelakaan pesawat dari periode 1950-2010 mencatat bahwa 12 % kecelakaan pesawat terjadi akibat cuaca. Hal ini berarti bahwa 12 dari 100 kejadian kecelakaan diakibatkan oleh buruknya kondisi cuaca. Cuaca buruk diartikan sebagai kondisi dimana terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan jarak pandang mendatar yang rendah hingga kurang dari 1 kilometer.

Cuaca buruk lebih sering diakibatkan oleh kemunculan awan Cumulonimbus (Cb). Ketinggian awan Cb ini dapat mencapai 15 kilometer dengan radius hingga 10 kilometer. Dasar awan Cb berada pada ketinggian awan rendah sekitar 600 meter di atas permukaan laut sedangkan puncaknya dapat mencapai lapisan tropopause. Awan super besar ini tentu sangat berbahaya bagi penerbangan. Apalagi jika awan ini tidak hanya berupa satu sel awan saja melainkan sekelompok awan yang berjajar. Tentu akan menjadi rintangan yang sangat berat bagi seorang pilot.

Awan Cb memiliki bentuk berupa gumpalan-gumpalan yang tumbuh menjulang tinggi menyerupai gunung atau menara-menara raksasa. Biasanya awan ini menyebabkan hujan deras, badai guntur, petir dan angin kencang. Hujan dari awan Cb dapat dikenali sebagai hujan lebat dalam waktu yang relatif singkat. Pada masa tumbuh awan Cb, massa udara dalam jumlah besar bergerak ke atas. Awan ini akan terus tumbuh selagi gerakan ke atas masih lebih kuat dari gerakan jatuhnya. Di dalam awan sendiri terdapat turbulensi yang sangat kuat akibat gerakan naik turunnya uap air. Pada bagian atas awan bahkan tidak lagi berupa uap air melainkan dapat berupa kristal es. Oleh karenanya, pesawat yang memasuki awan Cb maupun berada di bawah awan Cb beresiko tinggi mengalami kecelakaan. Gerakan-gerakan tersebut dapat menimbulkan goncangan pada badan pesawat. Pesawat bisa saja bergolak dan tergoncang dengan sangat kuat. Bahkan mesin pesawat pun bisa terganggu dan berat pesawat bisa meningkat karena kristal-kristal es yang menempel di badan pesawat. Awan inilah yang sangat dihindari oleh para pilot pada saat terbang.

Pada musim penghujan yang sebagian besar wilayah Indonesia alami saat ini, atmosfer umumnya berada dalam kondisi tidak stabil. Hal ini didukung dengan memanasnya lautan Indonesia yang berimplikasi pada bertambanhnya tingkat penguapan di lautan. Kondisi ini sangat mendukung pembentukan awan-awan konvektif seperti awan Cb. Terutama di wilayah lautan, awan Cb sangat mudah terbentuk karena bahan dasar utama pembetuknya adalah uap air dan inti kondensasi berupa garam yang berasal dari pemanasan besar-besaran lautan. Tidak mengherankan ketika awan-awan raksasa ini menjulang dari timur hingga ke barat sepanjang lautan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kecelakaan pesawat akibat cuaca buruk dampak dari kemunculan awan Cb dapat dilakukan dengan 2 cara yakni menghindari jalur penerbangan yang terdapat awan Cb atau mencegah terbentuknya awan. Secara ilmiah, mencegah terbentuknya awan memang mungkin saja dilakukan melalui Teknik Modifikasi Cuaca namun teknik ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Apalagi dilakukan pada musim penghujan maupun masa peralihan seperti saat ini. Ibaratnya seperti kekuatan lokal melawan kekuatan global, tingkat keberhasilannya sangat kecil. Kondisi atmosfer global sangat mendukung pertumbuhan awan Cb sehingga upaya kecil manusia dalam skala lokal tidak dapat mengimbangi kekuatannya.

Ilustrasi Penampakan Awan Cb [Sumber: www.bmkg.go.id]
Upaya yang lebih bijak adalah dengan menghindari jalur penerbangan yang terdapat awan Cb. Untuk itu dibutuhkan informasi cuaca maupun prakiraan cuaca sepanjang jalur penerbangan baik pada rute penerbangan maupun pada bandara sekitar jalur tersebut. Hal ini memungkinkan untuk pilot dan pihak bandara mengambil keputusan yang cepat dan tepat demi keselamatan para penumpang dan awak pesawat. Karena keselamatan merupakan hal yang utama maka segala penunjang untuk menjamin keselamatan itu pun merupakan yang utama.

Biji Kamaru Segantang Dua Ribu

Seorang gadis muda yang hidup berkecukupan merantau di sebuah kota kecil. Kesibukannya sehari-hari adalah bekerja sebagai seorang pegawai negeri dan ia menghabiskan waktunya hanya di rumah dan di kantor. Ia tidak memiliki keluarga di kota tersebut.

Setiap keluar rumah, entah ke kantor atau ke pasar, ia selalu melalui jalan yang melewati sebuah rumah kecil bantuan dari perusahaan tambang setempat. Seorang nenek dan kakek, si penghuni gubuk itu, selalu tersenyum dan terkadang menanyakan kabar ibu gadis ini. Kebetulan ia pernah bertemu sang ibu dan membantunya mengangkat barang-barang. Gadis ini tetap sopan dan menjawabnya dengan baik.

Suatu hari ketika si gadis hendak pulang ke rumah, ia bertemu dengan nenek itu. Melihat nenek itu berpakaian rapi dan membawa sebuah kantong, gadis itu menghentikan motornya.
Ilustrasi (www,kaskus.co.id)
Gadis : “Ina mau kemana?”
Nenek : “Mau ke pasar. Mau jual ini”, sambil mengangkat kantongnya.
Gadis : “Itu apa Ina?”
Lantaran nenek itu lupa apa yang dijualnya. Ia menunjukkannya. “Ini… mmmm… “
Si gadis yang melihatnya langsung berkata. “Oh biji nangka?”
Kata Ina bukan, itu adalah biji kamaru. Si gadis kaget. Ya Allah, nenek ini pergi menjual di pasar biji kamaru. Siapa yang mau beli?? Kalaupun habis terjual, paling dapatnya dua puluh ribu saja. Memang uang segitu cukup? Bagaimana kehidupan sang nenek selama ini kalau begitu? Segitu sulitnya kah keuangan si nenek? Menjual biji kamaru, siapa yang mau beli?
Gadis itu melanjutkan, “Dijual berapa itu Ina?”
“Dua ribu. Segantang begini dua ribu”.
Gadis ini benar-benar tersentuh melihat keadaan nenek ini. Ia memutuskan untuk membeli jualannya. Ia melebihkan pembayarannya. Si nenek tampak sangat tersentuh dan menjabat tangan gadis ini. Ia mengucapkan terima kasih dengan haru. Ia mendoakan kemudahan rejeki bagi si gadis. Dan entah apalagi yang ia katakan, si gadis tidak mengerti karena si nenek sudah berbicara dalam bahasa daerah. Pada saat itu juga, si gadis pamitan sama nenek itu karena akan segera pindah tugas.
“Ina, sa sudah dipindah ini. Maaf di kalau selama ini saya ada salah sama Ina. Ina sehat-sehat di.”
Si gadis merasa terharu. Padahal nenek ini hanyalah tetangganya yang cuma saling kenal muka. Tapi tidak disangka, gadis ini merasa sedih juga akan berpisah.

Kemudian ceritanya tidak berakhir sampai disitu saja. Malam harinya si gadis tidak dapat tidur. Ia terus teringat akan peristiwa pagi itu. Ia merasa sangat menyesal dan merasa dirinya jahat karena apa yang ia berikan kepada sang nenek tidaklah seberapa dengan apa yang dimilikinya dan diberikannya kepada rekan-rekannya selama ini. Ia selalu berbagi kepada teman-temannya, baik itu kepada rekan kerjanya maupun kepada rekan seperjuangannya yang notabene mereka adalah orang-orang yang berkecukupan. Gadis ini berpikiran bahwa kebaikannya selama ini mungkin kurang tepat sasaran. Ia menyadari, sangat berbeda ucapan terima kasih dari seseorang yang benar-benar merasa tertolong dengan yang berkecukupan. Bahkan si gadis kemudian teringat akan kelalaiannya selama ini. Setelah segala kebutuhannya dapat tercukupi dengan baik, ia melupakan banyak hal. Hal-hal yang kecil dan sedikit. Biji kamaru dengan harga dua ribu rupiah. Itu hanya senilai berapa rupiah? Si gadis lupa. Terlena dengan keadaannya yang sekarang. Ia lupa pada perasaan CUKUP dan bersyukur dengan yang sedikit. Bagi si gadis, uang dua ribu rupiah itu tidak berarti sangat besar karena ia punya yang lebih besar. Tapi coba lihat si nenek, apa arti dua ribu rupiah baginya. Ia menjual sesuatu yang aneh demi uang beberapa rupiah atau bahkan demi mendapat dua ribu rupiah per gantang. Segitu besarnya makna puluhan rupiah atau pun dua ribu rupiah bagi sang nenek. Karena ia mungkin tidak memiliki yang besar, jadi ia sangat menghargai yang kecil.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...