Saat ini sosial network seperti facebook sudah sangat digandrungi oleh para remaja bahkan juga para orang tua dan anak-anak kecil sekalipun. Dari anak SD yang sudah bisa baca tulis sampai nenek kakek yang high tech juga punya akun facebook. Sebenarnya tidak ada salahnya sih. Di facebook kita bisa berbagi ilmu, berjumpa kawan lama, berbagi informasi dsb. Hanya saja, sayangnya, kebanyakan pengguna facebook menjadikan facebook sebagai tempat untuk menunjukkan eksistensi diri secara berlebihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak dari para pengguna
facebook meng-update status dan juga memberi komentar yang berisi keluhan,
membuka aib diri sendiri maupun orang lain, menyebut-nyebut kebaikan diri
sendiri dan juga membicarakan orang lain di facebook. Bukankah banyak orang
yang membaca apa yang kita tulis di facebook? Apa yang akan orang lain pikirkan
tentang diri kita? Dan bukankah hal itu juga berdosa?
Kalau lagi sakit update status : “badan sakit semua... apa
salahku...TT hiks hiks” *ngeluh
“ya Allah, kok hujan terus sih?? Pakean ga kering-kering
nih...” *ngeluh lagi
“Sial! Ngga punya mata ya??? Maen serempet orang aja!!!” *marah-marah
“Alhamdulillah... habis nyumbang di panti asuhan. Semoga
adek-adek di sana selalu dilindungi Allah :)”. Trus dikomentari sama yang lain “aminnnnn” *Lah
yang ini nyebut-nyebut kebaikan lagi
“Iiih heran deh sama tetangga sebelah. Rese amat. Rumah rumah
gue. Suka-suka gue donk kalo gue ngga bersihin rumah...” nah sekarang malah memaki orang lain. Jelas-jelas lagi nyebutnya
tetangga sebelah..ckck...
Tidak tahu kah kalau sifat anda bisa diketahui dari cara
anda membuat status dan berkomentar di facebook? Status di facebook kan sama
saja seperti apa yang anda pikirkan dan apa yang anda bicarakan.
Kenapa mengeluh di facebook? Apakah akan selesai dan
menemukan ketenangan? Kenapa tidak mengeluh pada Allah? Ada Allah yang
mendengarkan dan dan dapat memberikan solusi. Sesungguhnya ketika kita suka
mengeluh di facebook secara tidak langsung kita telah membuka aib kita sendiri.
Bahwa kita tidak pandai bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan.
Walaupun itu suatu musibah, janganlah dikeluhkan di facebook, karena dibalik
musibah selalu ada hikmah.
Kenapa marah-marah di facebook? Apa marahnya akan
tersalurkan? Sesungguhnya ketika kita suka marah-marah di facebook secara
langsung kita telah membuka aib kita sendiri. Bahwa kita suka marah-marah dan
membentak-bentak. Apapun kegusaran hatimu, janganlah terlalu diumbar.
Lalu kenapa menyebut-nyebut kebaikan di facebook? Apa agar diikuti orang lain atau malah ingin membanggakan diri sendiri? Sesungguhnya ketika kita suka menyebut-nyebut kebaikan diri sendiri maka kita bisa saja menjadi riya. Ingin dilihat dan ingin dipuji. Mungkin maksud hati kita baik agar diikuti orang lain tapi bisa saja terbesit di pikiran kita suatu kebanggaan akhirnya ingin dipuji. Kasihan amalnya ntar dihapus lagi deh..
Lalu kenapa memaki-maki orang lain di facebook? Sesungguhnya
ketika kita memaki orang lain maka kita sama saja membuka aib kita sendiri.
Bahwa kita suka menghujat. Tidak sabar. Malah dengan memaki orang lain bisa
saja akan memperpanjang masalah. Bukankah kita sama buruknya jika sampai
memaki? Apa bedanya kita dengan dia yang kita maki? Naudzubillah min zalik.
Nah anehnya lagi, terkadang kita menemui orang yang kita
kenal tampak berbeda ketika di dunia maya. Terkadang seseorang itu lebih jujur
di dunia maya. Bahkan ketika kita tidak begitu mengenal seseorang dalam
kehidupan sehari-hari, dengan melihat isi statusnya dan gayanya dalam memberi
komentar sebenarnya kita sudah bisa menebak dia tipe orang seperti apa. Aslinya
tampak seperti pemalu tapi kok sukanya upload foto diri sendiri. -,-
Semoga Allah selalu memberi kita petunjuk :)
azzek
BalasHapussemoga bermanfaat :)
Hapus