Perbedaan penerimaan panas matahari di muka bumi menyebabkan timbulnya
ketidakseimbangan di dalam lautan. Wilayah tropis yang menerima lebih banyak
radiasi memilki suhu muka laut yang lebih hangat dibandingkan dengan wilayah di
lintang menengah dan tinggi. Variasi dari suhu ditambah dengan tekanan dan
kandungan garam dalam air mengontrol besaran densitas. Akibat dari perbedaan
sebaran densitas antar lautan maka muncul suatu pergerakan massa air baik secara
vertikal maupun horizontal sehingga laut menuju keseimbangan. Gerakan ini
dikenal dengan istilah arus laut.
Sama halnya seperti angin, arus merupakan suatu komponen vektor yang memiliki
besaran arah dan kecepatan. Pergerakan arus laut dipengaruhi oleh banyak faktor
yang beberapa di antaranya akibat dari tiupan angin, perbedaan tekanan
air, perbedaan suhu, perbedaan densitas, gaya coriolis, gravitasi, pasang
surut, topografi dasar laut, gaya gesekan, dan pengaruh gelombang pecah.
Perbedaan mesin pembangkit arus ini mengakibatkan arus terkategori dalam
beberapa jenis di antaranya:
(i) Arus ekman : Arus yang dipengaruhi
oleh angin yang efeknya secara vertikal
(ii) Arus termohaline : Arus yang
dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi
(iii) Arus pasut : Arus yang dipengaruhi
oleh pasang surut
(iv) Arus geostropik : Arus yang
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan mendatar dan gaya coriolis
(v) Arus akibat angin : Arus yang dipengaruhi oleh
pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan
Arah dan kecepatan angin tidak hanya membangkitkan gelombang seperti
yang biasa tampak di permukaan laut. Tiupan angin juga menyebabkan bergeraknya
massa air laut secara horizontal di beberapa ratus meter dari lapisan permukaan
yang biasa disebut arus permukaan. Arah dan kecepatan arus ini sangat
tergantung pada arah dan kecepatan angin namun arah arus tidak searah dengan kemana
arah angin bertiup. Arus akan dibelokkan pada umumnya sebesar 90 derajat dari
arah datangnya angin. Pembelokkan ini akibat dari bumi yang berputar sehingga
menimbulkan sebuh gaya yang disebut dengan gaya coriolis. Di belahan bumi
utara, arus dibelokkan ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan ke kiri.
Gambar 1. Arus Dibelokkan ke Kanan di BBU (a) dan Dibelokkan ke Kiri di BBS (b) [source : en.wikipedia.org] |
Sekitar 10% dari air laut dunia bergerak secara horizontal di lapisan
permukaan (0-400 m). Selebihnya (90%), air laut bergerak di lapisan dalam. Arus
dalam ini tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin melainkan oleh perbedaan
densitas. Arus jenis ini membawa massa air dalam jumlah besar dari daerah ekuator
ke daerah kutub dan begitupun sebaliknya hingga membentuk suatu sirkulasi yang
tetap. Arus ini dikenal dengan sebutan Arus Termohalin atau dengan nama lain Arus
Perputaran Sabuk Dunia.
Gambar 2. Sirkulasi Arus Termohalin [source: www.ces.fau.edu] |
Arus termohalin seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2 di atas melewati
wilayah Indonesia dan disebut sebagai ARLINDO singkatan dari Arus Lintas
Indonesia. Arus ini bersifat hangat yang mengalir dari Samudera Pasifik utara
Papua masuk melalui Selat Makasar dan menuju Selat Lombok dan Selai Ombai dekat
Pulau Timor. Selain itu juga mengalir lewat Selat Lifamatola antara Maluku
Utara dan Sulawesi Tengah lalu menuju Laut Banda dan kemudian mengalir melewati
Selat Ombai.
Gerakan massa air tidak hanya terjadi secara horizontal namun ada juga
yang vertikal. Gerakan massa air dari lapisan bawah ke lapisan di atasnya
disebut upwelling sedangkan dari lapisan atas ke lapisan bawah disebut
downwelling. Arah tiupan angin secara tidak langsung dapat mempengaruhi arus
ini. Misalnya saja ketika arus permukaan bergerak menjauhi pantai maka volume
air di daerah sekitar bibir pantai akan berkurang sehingga untuk
menyeimbangkannya, massa air dari bawahnya akan naik dan fenomena upwelling pun
terjadi. Daerah upwelling ini akan kaya dengan nutrien-nutrien termasuk
plankton-plankton yang dibawa naik oleh arus dari lapisan bawah lautan ke
lapisan permukaan di atasnya. Oleh karenanya, upwelling selalu identik dengan
ikan yang banyak.
Sementara itu fenomena downwelling berdampak berbeda dengan upwelling.
Pada wilayah arus turun tidak terdapat banyak ikan di lapisan permukaan karena
nutrient di bawah turun ke lapisan dalam. Arus turun ini terjadi ketika ada
penumpukan massa air di suatu wilayah dan massa air ini tidak dapat lagi
bergerak horizontal maka ia akan bergerak turun. Selain itu, gerakan turun
massa air juga dapat diakibatkan karena adanya garis pantai yang menghalangi pergerakan arus di permukaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar