Informasi awal tentang
samudera utamanya berasal dari penjelajahan dan perdagangan ribuan tahun lalu.
Pelayaran-pelayaran tersebut menyisakan sedikit informasi tertulis. Bangsa Polinesia
telah memulai perjalanan ke Pasifik untuk berdagang sekitar
4000 SM. Mereka mempelajari laut dari pengalaman
berlayar.
Catatan
pelayaran pertama dilakukan oleh Pharaoh Snefru sekitar 3200 SM. Pada 2750 SM
Hannu memimpin ekspedisi penjelajahan terdokumentasi pertama kali dari Mesir ke
sisi selatan Jazirah Arab dan Laut Merah.
Beberapa perjalanan laut kemudian dilakukan di abad 15.
Pelayaran tersebut berhasil menemukan
benua dan pulau-pulau baru. Setelah itu, para peneliti mulai
mengikuti jejak mereka. Peneliti mulai melakukan penelitian mengenai
adanya angin pasat, gulf
stream, monsun dan sebagainya.
Investigasi ilmiah
pertama tercatat dilakukan pada abad 17. Edmond Halley memulai investigasi
sistem angin samudera dan arus pada 1685. Setelah itu teori-teori lain mulai
bermunculan seperti teori angin pasat, pasang surut, sirkulasi meridional laut,
dan lain sebagainya. Pada 1751, Henri Ellis menemukan air dingin di bawah
lapisan permukaan yang hangat. Hal ini menunjukkan air datang dari daerah
kutub. Dari 1768-1779, Kapten James Cook telah melakukan tiga kali pelayaran.
Salah satu keberhasilan dari pelayarannya adalah ia membuat sounding di kedalaman
hingga 400 m (1300 ft) dan membukukan observasi yang akurat tentang angin, arus
dan temperatur air. Observasinya yang akurat memberikan banyak informasi
berharga sehingga ia dinobatkan sebagai salah satu pendiri oseanografi. Di
Amerika Serikat, Benjamin Franklin, seorang kepala kantor pos berhasil membuat
peta pertama Gulf Stream menggunakan informasi pelayaran yang telah dikumpulkan
oleh sepupunya, Timothy Folger, pada tahun 1769. Oleh karena data pelayaran menjadi
sangat berharga, kemudian pada 1847, Matthew Fontaine Maury menetapkan praktek
pertukaran internasional data lingkungan, perdagangan log book untuk peta dan grafik yang diperoleh dari data.
Semakin akuratnya
grafik dan berkembangnya informasi samudera membuat banyak orang tertarik untuk
mengeksplornya. Charles Darwin bergabung dalam penelitian kapal Beagle dan
menjadi penyelidik alam dari tahun 1831-1836. Ia menggambarkan, mengumpulkan,
dan mengklasifikasikan organisme dari darat dan laut. Teorinya mengenai formasi
atol masih diterima hingga sekarang. Setelah itu penelitian-penelitian tentang
kehidupan laut dan organisme dalam air terus dilakukan.
Eksplorasi Oseanografi
terus berkembang dari masa ke masa. Pada tahun 1873, pelaut mulai melakukan pengumpulan data pengamatan angin, arus,
gelombang, suhu dan fenomena lain yang dapat diamati
dari dek kapal. Perkembangan ini menjadi awal mula masa Surface Oceanography. Pada 1873-1914, masa Deep-Sea Exploration dimulai melalui ekspedisi untuk meneliti kondisi permukaan dan sub-permukaan.
Kedua masa ini kemudian menjadi awal mula studi sistematis biologi, kimia, dan
fisika samudera yang dikenal dengan istilah Ekspedisi Challenger (1872-1876).
Di awal abad 20
didirikan Marine Biological Laboratory Universitas California. Pada 1910-1913,
Vilhelm Bjerknes menerbitkan buku dengan judul Dynamic Meteorology and
Hydrography yang meletakkan landasan dinamika fluida geofisik. Dalam buku itu,
ia mengembangkan gagasan mengenai front, meteran dinamis, aliran geostropik,
interaksi udara-laut, dan juga badai. Masa National
Systematic Surveys dimulai pada 1925-1940 melalui penelitian terperinci pada area penjajahan. Kemudian pada 1947-1956, masa New Methods, mulai dilakukan penelitian menggunakan alat baru, contohnya penelitian seismik. Pada masa ini, teori-teori
seperti sirkulasi laut dan arus bawah ekuatorial di Pasifik dikemukakan.
Selanjutnya pada 1957-1978, masa International
Cooperation dimulai dengan dilakukannya penelitian multinasional
samudera dan pembelajaran proses lautan. Stommel menerbitkan teorinya mengenai sirkulasi
dalam laut. Sedangkan Kirk Bryan dan Michael Cox mengembangkan model numerik
sirkulasi laut pertama. Setelah itu pada 1978-1995 dimulailah Masa Satellites melalui penelitian proses lautan
dari luar angkasa. NASA meluncurkan satelit oseanografi pertama
bernama SEASAT. Tidak berhenti sampai disitu, pada 1992, NASA bekerja sama
dengna CNES kemudian mengembangkan dan meluncurkan Topex/Poseidon, sebuah
satelit yang memetakan arus laut permukaan, gelombang, dan pasang surut setiap
sepuluh hari. Setahun kemudian, untuk pertama kalinya tim sains Topex/Poseidon
mempublikasikan peta global pasang surut yang akurat. Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pada 1995 hingga sekarang,
dimulailah masa Earth System Science
yang ditandai dengan penyelidikan secara global tentang interaksi biologis, kimia, proses fisis
lautan dan atmosfer serta pada permukaan tanah menggunakan in situ dan data luar angkasa dalam model numerik*.
Sumber : Introduction to Physical Oceanography & Fundamentals of Oceanography
*sebenernya ini adalah tugas kuliah saya :D:D:D