Pada bulan Mei 2017
banyak wilayah di Sulawesi Tenggara diguyur hujan terus menerus. Kondisi ini mengakibatkan bencana alam yang sangat besar seperti banjir, jembatan
penyebrangan ambruk, tanah longsor, rumah warga rusak terendam banjir, serta
sawah yang gagal panen.
Terlepas dari aspek-aspek non-klimatologis, kami mencoba menganalisis pemicu utama kejadian banjir ini dari aspek klimatologisnya, yakni dari curah hujannya. Tinjauan klimatologis akan menunjukkan pemicu utama hujan lebat tersebut, karakteristik dari hujan lebat tersebut (apakah ‘normal’ atau ‘tidak normal’), dan seberapa ekstrimnya hujan lebat tersebut sehingga dapat menyebabkan banjir. Analisis klimatologis dilakukan dalam periode dasarian yakni pada saat kejadian hujan lebat di dasarian II bulan Mei 2017.
Dari analisis dinamika atmosfer dapat disimpulkan bahwa kondisi atmosfer di wilayah Sulawesi Tenggara pada bulan Mei dasarian ke-2 (tanggal 11 – 20 Mei) tahun 2017 sangat mendukung terjadinya hujan lebat. Kondisi Suhu Muka Laut yang hangat, adanya konvergesi di atas wilayah Sulawesi Tenggara, tekanan udara permukaan laut yang rendah di sekitar wilayah Sulawesi Tenggara, kandungan air mampu curah yang melimpah, dan daerah tutupan awan yang cenderung lebih tebal dari normalnya memicu terbentuknya awan-awan konvektif serta awan-awan stratus yang tebal dan meluas di wilayah Sulawesi Tenggara. Keberadaan awan-awan hujan ini dapat dilihat jelas melalui citra satelit Himawari.
Berikut salah satu gambar dalam analisis dinamika atmosfer.
Terlepas dari aspek-aspek non-klimatologis, kami mencoba menganalisis pemicu utama kejadian banjir ini dari aspek klimatologisnya, yakni dari curah hujannya. Tinjauan klimatologis akan menunjukkan pemicu utama hujan lebat tersebut, karakteristik dari hujan lebat tersebut (apakah ‘normal’ atau ‘tidak normal’), dan seberapa ekstrimnya hujan lebat tersebut sehingga dapat menyebabkan banjir. Analisis klimatologis dilakukan dalam periode dasarian yakni pada saat kejadian hujan lebat di dasarian II bulan Mei 2017.
Dari analisis dinamika atmosfer dapat disimpulkan bahwa kondisi atmosfer di wilayah Sulawesi Tenggara pada bulan Mei dasarian ke-2 (tanggal 11 – 20 Mei) tahun 2017 sangat mendukung terjadinya hujan lebat. Kondisi Suhu Muka Laut yang hangat, adanya konvergesi di atas wilayah Sulawesi Tenggara, tekanan udara permukaan laut yang rendah di sekitar wilayah Sulawesi Tenggara, kandungan air mampu curah yang melimpah, dan daerah tutupan awan yang cenderung lebih tebal dari normalnya memicu terbentuknya awan-awan konvektif serta awan-awan stratus yang tebal dan meluas di wilayah Sulawesi Tenggara. Keberadaan awan-awan hujan ini dapat dilihat jelas melalui citra satelit Himawari.
Berikut salah satu gambar dalam analisis dinamika atmosfer.
Arah dan kecepatan angin rata-rata (streamline) lapisan 850 mb pada dasarian II Mei 2017 |
Dari analisis curah hujan dapat disimpulkan bahwa hujan lebat pada bulan Mei dasarian ke-2 tahun 2017 di banyak wilayah di Sulawesi Tenggara yakni di wilayah Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Konawe Kepulauan, dan Buton Utara secara klimatologis merupakan kejadian sangat ekstrim. Curah hujan yang terukur jauh melewati curah hujan normalnya dan juga melewati ambang batas ekstrimnya (persentil 95%).
Grafik Perbandingan Akumulasi Curah Hujan (mm) periode Mei II 2017 (biru) terhadap normalnya (hijau) dan ambang batas ekstrimnya (merah) |
Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan
bahwa kejadian hujan ekstrim ini merupakan salah satu pemicu bencana alam (banjir,
tanah longsor, jalan rusak dsb) yang terjadi di banyak wilayah di Sulawesi
Tenggara pada pertengah bulan Mei 2017.
Pembuat laporan :
1. Siti Risnayah 2. Ayudya Safitri 3. Ekawati Natalia Mulyadi 4. Adlian Afa Annie
1. Siti Risnayah 2. Ayudya Safitri 3. Ekawati Natalia Mulyadi 4. Adlian Afa Annie
Artikel lengkapnya dapat diunduh disini atau dapat melalui surel ke saya di sitirisnayah@gmail.com.