laman

Selasa, 06 Juni 2017

Tinjauan Klimatologis Kejadian Hujan Lebat yang Berdampak Bencana di Sulawesi Tenggara pada Dasarian II Mei 2017

Pada bulan Mei 2017 banyak wilayah di Sulawesi Tenggara diguyur hujan terus menerus. Kondisi ini mengakibatkan bencana alam yang sangat besar seperti banjir, jembatan penyebrangan ambruk, tanah longsor, rumah warga rusak terendam banjir, serta sawah yang gagal panen. 

Terlepas dari aspek-aspek non-klimatologis, kami mencoba menganalisis pemicu utama kejadian banjir ini dari aspek klimatologisnya, yakni dari curah hujannya. Tinjauan klimatologis akan menunjukkan pemicu utama hujan lebat tersebut, karakteristik dari hujan lebat tersebut (apakah ‘normal’ atau ‘tidak normal’), dan seberapa ekstrimnya hujan lebat tersebut sehingga dapat menyebabkan banjir. Analisis klimatologis dilakukan dalam periode dasarian yakni pada saat kejadian hujan lebat di dasarian II bulan Mei 2017.


Dari analisis dinamika atmosfer dapat disimpulkan bahwa kondisi atmosfer di wilayah Sulawesi Tenggara pada bulan Mei dasarian ke-2 (tanggal 11 – 20 Mei) tahun 2017 sangat mendukung terjadinya hujan lebat. Kondisi Suhu Muka Laut yang hangat, adanya konvergesi di atas wilayah Sulawesi Tenggara, tekanan udara permukaan laut yang rendah di sekitar wilayah Sulawesi Tenggara, kandungan air mampu curah yang melimpah, dan daerah tutupan awan yang cenderung lebih tebal dari normalnya memicu terbentuknya awan-awan konvektif serta awan-awan stratus yang tebal dan meluas di wilayah Sulawesi Tenggara. Keberadaan awan-awan hujan ini dapat dilihat jelas melalui citra satelit Himawari.


Berikut salah satu gambar dalam analisis dinamika atmosfer.
Arah dan kecepatan angin rata-rata (streamline) lapisan 850 mb pada dasarian II Mei 2017

Dari analisis curah hujan dapat disimpulkan bahwa hujan lebat pada bulan Mei dasarian ke-2 tahun 2017 di banyak wilayah di Sulawesi Tenggara yakni di wilayah Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Konawe Kepulauan, dan Buton Utara secara klimatologis merupakan kejadian sangat ekstrim. Curah hujan yang terukur jauh melewati curah hujan normalnya dan juga melewati ambang batas ekstrimnya (persentil 95%).


Grafik Perbandingan Akumulasi Curah Hujan (mm) periode Mei II 2017 (biru) terhadap normalnya (hijau) dan ambang batas ekstrimnya (merah)


Oleh sebab itu maka dapat disimpulkan bahwa kejadian hujan ekstrim ini merupakan salah satu pemicu bencana alam (banjir, tanah longsor, jalan rusak dsb) yang terjadi di banyak wilayah di Sulawesi Tenggara pada pertengah bulan Mei 2017.

Pembuat laporan :
1. Siti Risnayah 
2. Ayudya Safitri 3. Ekawati Natalia Mulyadi 4. Adlian Afa Annie

Artikel lengkapnya dapat diunduh disini atau dapat melalui surel ke saya di sitirisnayah@gmail.com.



Rabu, 25 Januari 2017

Identifikasi Potensi Hujan Lebat-Ekstrim menggunakan Reflektivitas Maksimum pada CMAX

Kendari memiliki alat pengamatan cuaca canggih berupa radar cuaca yang terletak di Stasiun Klimatologi Ranomeeto, Konawe Selatan. Alat ini sangat bermanfaat dalam pengamatan cuaca real time untuk mendeteksi potensi cuaca buruk hingga radius 250 km. Radar cuaca bekerja dengan cara menembakkan gelombang elektromagnetik dan menganalisis gelombang kembalinya ketika mengenai target berupa awan dan uap air di atmosfer. Selagi menembakkan gelombang, radar cuaca juga berputar 360 derajat dan bergerak naik turun sehingga dapat memperoleh data dalam cakupan yang lebih luas. Gelombang balik yang diterima radar akan diproses sehingga diketahui posisi uap airnya, intensitasnya, arah gerakannya (menjauh atau mendekati radar), jenis partikel uap airnya dan masih banyak lagi. Informasi yang diperoleh tersebut akan ditampilkan dalam bentuk display sehingga seorang prakirawan dapat menganalisisnya. Pada display radar cuaca, terdapat banyak produk-produk yang tersedia untuk membantu dalam proses analisis.

Berikut saya sharing paper saya yang dipublikasikan pada Prosiding Workshop Operasional Radar Cuaca Vol: II - Januari 2016 ISSN 2502-8898. Saya sadar paper ini sangat sederhana namun saya sangat berharap paper ini dapat bermanfaat dan dapat memicu rekan-rekan untuk ikut melakukan penelitian mengenai radar cuaca khususnya di Kota Kendari.

*yang mau nanya-nanya atau ngajakin buat paper bareng, surel saja nah :)



Sabtu, 21 Januari 2017

Curah Hujan Ekstrim di Kota Kendari


Dari 6575 data curah hujan harian periode 1998 – 2015 yang tersedia di Stasiun Meteorologi Maritim Kendari diurut berdasarkan intensitasnya kemudian dieliminasi kejadian yang memiliki intensitas curah hujan yang sama sehingga tersisa hanya 490 data saja. Salah satu cara yang sangat sederhana untuk menentukan ambang batas ekstrim tertinggi dari data tersebut adalah dengan mengambil 5% dari 490 data tersebut sehingga menghasilkan 25 peringkat curah hujan tertinggi.

Hasil yang diperoleh dapat menjadi batasan maupun patokan untuk mendefiniskan hujan ekstrim di kota kendari yaitu sebagai berikut :
  1. Suatu kasus hujan di Kota Kendari dapat dikategorikan sebagai ekstrim bila intensitasnya > 82 mm.
  2. Setengah dari kejadian curah hujan tertinggi merupakan hujan dengan intensitas sangat lebat dan setengahnya lagi merupakan hujan lebat.
  3. Kejadian hujan lebat dan sangat lebat umumnya terjadi di bulan Juli dan Juni dimana bulan tersebut merupakan masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.
  4. Kejadian hujan lebat dan sangat lebat umumnya terjadi di tahun 2013.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...