laman

Sabtu, 26 Januari 2013

Wakatobi

Wisata bahari merupakan aktivitas yang mendapat tempat tersendiri di hati wisatawan saat ini. Bahkan wisata tersebut telah lama dikembangkan di kepulauan Wakatobi. Hal ini didukung dengan keberadaan Taman Laut Nasional Kepulauan Wakatobi. Kawasan ini memiliki keunggulan dalam wisata bahari karena di kawasan ini terdapat hamparan karang yang sangat luas di sepanjang perairan. Sementara itu, topografi bawah lautnya yang kompleks seperti bentuk slope, flat, drop-off, atoll, dan underwater cave dengan biota laut yang beraneka ragam menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.


sumber gambar: tumblr.com
Kawasan Wakatobi ini memiliki kedalaman air yang bervariasi. Bagian terdalam mencapai 1.044 m dengan dasar perairan berpasir dan berkarang. Kawasan ini menjadi bagian penting dengan adanya terumbu karang dan berbagai jenis biota laut yang ada di dalamnya.

Kawasan Wakatobi memiliki potensi gugusan terumbu karang dan objek wisata pantai yang tersebar di seluruh wilayah Wakatobi. Potensi inilah yang mendorong kawasan ini menjadi ajang wiasata selam, selancar, dan memancing. Bahkan, karena keindahannya salah seorang jurnalis selam asing bernama Jacques Costeau memberikan gelar Wakatobi sebagai tempat penyelaman terindah di dunia. 
scuba diving
sumber : cntraveler.com


sumber: diving-world.com


sumber: exotissimo.com


sumber gambar : sulawesitourguide.com
Sumber: pesona wisata sulawesi tenggara

Senin, 21 Januari 2013

Layang-Layang Tradisional Kaghati

Layang-layang kaghati adalah layang-layang tradisional masyarakat suku bangsa Muna. Hal tersebut diketahui dari peninggalan praserjarah yang ditemukan di situs Liang Kobori. Para peneliti dari Jerman menemukan lukisan-lukisan yang menunjukkan aktivitas suku bangsa Muna purba yang sedang menjalankan ritual menggunakan media layang-layang.
layang-layang kaghati
Sumber : tourismresort-indonesia.blogspot.com

Latar belakang adanya layang-layang kaghati ini adalah masyarakat suku bangsa muna purba menyembah api yang dipercaya sebagai manifestasi Tuhan. Mereka meyakini bahwa sumber api adalah matahari. Oleh karena itu, cara mereka mencapai Tuhan dengan menerbangkan layang-layang kaghati selama tujuh hari. Tepat pada hari ketujuh, tali layang-layang tersebut diputus agar bisa terbang menuju langit tempat Tuhan mereka (matahari) berada. Layang-layang yang lepas tersebut dipercaya akan memberi perlindungan kepada masyarakat suku bangsa Muna dari siksa api neraka setelah mereka meninggal.

Dalam perkembangannya setelah agama islam masuk ke Muna, ritual tersebut sudah tidak dilaksanakan lagi. Namun, sampai sekarang masyarakat setempat masih sering menerbangkan kaghati sebagai media hiburan. Ada pula masyarakat yang memanfaatkannya untuk menjaga sawah atau ladang dari serangan burung dan babi hutan.

Untuk melestarikan keberadaan layang-layang kaghati, layang-layang ini sering diikutsertakan dalam perlombaan tingkat nasional dan internasional. Bahkan, pada tahun 1996 dan 1997 layang-layang kaghati mendapat penghargaan dari kalangan pecinta layang-layang sebagai layang-layang yang paling alami.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat layang-layang kaghati adalah tumbuh-tumbuhan yang ada di Kabupaten Muna. Bahan tersebut adalah daun kolope (ubi hutan) dan bambu rami sebagai bahan utama. Masyarakat juga menggunakan serat daun nenas hutan yang dipintai untuk benangnya. Untuk merangkai bahan layang-layang tersebut digunakan kulit bambu yang dihaluskan dan diruncingkan. Selanjutnya untuk menyeimbangkan layang-layang masyarakat melengkapinya dengan kayu yang dipotong-potong berukuran kecil. Potongan katu tersebut dipasang pada sayap kiri dan kanan layang-layang. Dengan bahan yang alami tersebut layang-layang kaghati dapat terbang tinggi dan bertahan lama di udara.

Sumber: pesona wisata sulawesi tenggara.

Minggu, 13 Januari 2013

Meteorologi 3 E 2012

Apritarum Fadianika, Ari Widjajanto, Dani Irwansyah, Darwinsyah, Dea N Bestari, Devi Ardiansyah, Eunike L Makaruku, Hamdan Nurdin, Happy Prasetya, Haris Suprayogi, Ida Sartika N, Ismaharto Adi, Lili Gusalim, M Arif Wiyono, Mafian Purnomo, Muh Fauzi Bintiang, Muh Janwar, Nasrol Adhil, Nur Ida Hasanah, Nur Setiawan, Octo Mario, Rahma Wulan, Richard, Roland G Lainata, Siti Risnayah, Sudiar, Wisnu Virgiawan, Yandri Sanda, Yudi Handara, dan Yuliana E Parera.

Kepada taruna/i meteorologi 3 E,
Ku perhatikan wajahku sedikit berkerut saat ini. Dan aku tampak lebih gemuk sekarang. Sudah lama tidak berolahraga. Tidak seperti ketika kau dan aku bersama. Olahraga di setiap jumat pagi, dilanjut LBB, ikut serta dalam kegiatan POR AMG, juga menguras tenaga dan pikiran dalam belajar bersama. Akhir-akhir ini aku lebih sering menghabiskan waktu dengan tidur dan makan. Memang tidak sehat. Tapi sejujurnya sekarang aku punya banyak waktu luang.
Kepada taruna/i meteorologi 3 E,
Sesekali dalam waktu liburku, aku bertemu beberapa kawan lama. Kata mereka aku tampak lain dan banyak berubah. Katanya, sekarang aku lebih peka pada sekitar dan lebih bijaksana dalam bertindak. Aku rasa mungkin mereka ada benarnya. Banyak hal yang terjadi selama aku bersama dirimu di AMG. Suka, duka, kesal, canda, dan tawa semua bersatu dalam kebersamaan kita. Masih jelas di ingatanku bagaimana aku melalui hari bersamamu. Jauh dari keluarga memaksaku harus mandiri. Tapi aku tidak sendiri menjalaninya. Kau menemaniku belajar. Membantuku ketika aku terjatuh dan menunjukkan kesalahan-kesalahanku dengan caramu.
Kepada taruna/i meteorologi 3 E,
Aku sudah sampai di kantor. Mengucapkan salam namun kosong. Tidak ada yang menjawabnya. Aku ingat
biasa melakukan hal itu di kelas. Baru saja membuka pintu, suara berisik memekakkan telinga. Berbagi kisah yang tidak ada habis-habisnya seperti dua kawan yang lama tidak bersua. Padahal tiap hari bertemu tapi tidak pernah bosan.
Kepada taruna/i meteorologi 3 E,
Aku ingat saat-saat aku mengeluhkan kesulitan-kesulitan yang kau buat untukku. Disuruh ini disuruh itu. Harus ini harus itu. Kumpul kelas untuk belajar bersama atau menyelesaikan tugas bersama atau sekedar untuk kebersamaan. Kau terkadang mengganggu waktu istirahatku!!! Tapi kau tahu sekarang aku merindukannya. Tidak ada lagi jarkom-jarkom kumpul bersama. Bahkan sms darimu pun tidak sesering waktu kemarin.
Kepada taruna/i meteorologi 3 E,
Aku mendengar kawanku di sini menyebut namamu. Dia menyebutkan keberhasilan-keberhasilanmu. Aku katakan kepadanya bahwa kau adalah teman sekelasku di AMG dulu. Aku ceritakan kelucuan dan kebaikan-kebaikanmu. Ia tertawa dan berkata bahwa aku punya teman yang baik. Aku sangat senang bisa mengenalmu. Aku bangga memiliki teman sepertimu.
Kepada taruna/i meteorologi 3 E,
Masih ingatkah kau dengan petualangan-petualangan yang kita lakukan? Seru sekali saat itu. Apalagi ketika kita PKL di Lampung. Segala cerita ada mulai dari duka hingga suka. Kita hebat karena bisa bertahan dengan tetap menjadi lebih baik. Atau cerita kita saat ke puncak? Mendorong mobil yang mogok beberapa kali dan sempat kena tilang polisi. Seru sekali. Bermain kartu bersama dengan obrolan-obrolan ringan yang melahirkan tawa. Sangat indah untuk dikenang.
Kepada taruna/i meteorologi 3 E,
Aku masih ingat saat-saat yang kita lalui bersama. Ada perbedaan dan sedikit perselisihan. Bukan karena kesombongan dari kita tapi karena pembenaran kita yang berbeda. Tapi seiring berjalannya waktu, aku mengenalmu. Mulai mengerti dirimu. Bahwa kita bisa bersatu dalam perbedaan adalah hal yang benar. Beragam usia, latar belakang, kebiasaan, dan pemikiran bersatu dalam satu wadah meteorologi 3 E. Setiap hari selama dua tahun lebih merupakan masa-masa yang indah yang akan selalu ku kenang. Aku masih membawa cerita itu hingga saat ini. Aku ceritakan pada keluargaku. Aku ceritakan pada kawan-kawanku di sini. Dan akan ku ceritakan pula pada anak-anakku suatu saat nanti. (sr) 

*tulisan ini aku persembahkan untuk teman2 seperjuanganku di mana pun berada..~meteorologi 3 e 2012~
kangen kalian semua :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...